Senin, 06 September 2010

Pengembangan Diri Wirausahawan

Pendidikan Kewirausahaan
Oleh : Pristiyanto

Setiap wirausahawan secara sadar akan selalu mengembangkan dirinya untuk lebih baik. Hal terpenting dalam mengembangkan diri, seseorang harus terlebih dahulu mengenal dirinya sendiri, mengetahui karakternya sendiri, mengetahui kelebihan dan kekurangannya, mengetahui kapasitas pengetahuan dan keterampilan, kemampuan terpendam dan keunikan lain yang ada pada dirinya.

Pengenalan diri sangat penting untuk memahami konsep diri seseorang wirausahawan dan seberapa jauh seseorang tersebut merasa dirinya perlu memperbaiki diri dan belajar agar lebih baik lagi. Mengenal diri sendiri berarti memperoleh pengetahuan tentang totalitas diri yang tepat, yaitu menyadari kelebihan/keunggulan yang dimiliki maupun kekurangan/ kelemahan yang ada pada diri sendiri. Dengan mengenal diri sendiri secara tepat akan diketahui konsep diri yang tepat pula, dengan berupaya mengembangkan yang positif dan mengatasi/ menghilangkan yang negatif.

Pengenalan diri dimaksudkan agar seorang wirausahawan memiliki kesadaran untuk memahami dan mengenali dirinya serta mampu mengembangkan kemampuannya serta terbentuknya sikap dan perilaku percaya diri serta prinsip hidup menuju kehidupan yang lebih baik. Sikap dan perilaku percaya diri adalah kemampuan mengekspresikan diri atau mengemukakan hak-hak pribadi serta mempertahankannya tanpa melanggar hak orang lain.

Dengan mengenal dirinya seorang wirausahawan diharapkan dapat membentuk sikap dan perilaku sesuai prinsip dan tujuan hidup yang diinginkan. Seseorang wirausahawan yang mempunyai konsep diri, dapat menilai dirinya sendiri dalam menjalankan peranan bisnis dan kontribusi yang dapat dia berikan baik dari sisi profit orientait dan social orientait kepada para konsumennya dan masyarakat pada umumnya

Konsep diri lahir dan berkembang melalui proses penginderaan (sensation) dan perasaan (feelings) yang datang dari dalam diri atau dari lingkungan. Pengalaman dini terhadap rasa senang, disenangi, sakit,atau disakiti membentuk dasar bagi perkembangan konsep diri. Interaksi sosial merupakan faktor yang paling berperan dalam pembentukan konsep diri seseorang, diawali interaksi dengan orang tua dan keluarga, guru, teman sepermainan, masyarakat sekitar.

Konsep diri merupakan produk “pembelajaran“ yang diserap dari lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat. Keberhasilan pembentukan konsep diri seseorang banyak dipengaruhi proses pembelajaran yang diterima semenjak kecil. Penanaman nilai-nilai kehidupan berupa pandangan tentang baik dan buruk atau benar dan salah, cara-cara penyelesaian permasalahan, pendampingan orang tua dalam memperoleh umpan balik dari kejadian-kejadian yang dilihat, dirasakan dan dialaminya akan mempengaruhi proses pembentukan konsep diri seseorang. Permasalahan-permasalahan yang menimbulkan trauma, kesalahan penanaman nilai dan umpan balik dapat mengganggu perkembangan konsep diri.

Dengan mengetahui posisinya, seseorang dapat menilai konsep dirinya mengarah pada konsep diri negatif atau konsep diri positif. Seseorang dikatakan memiliki konsep diri negatif, apabila :
  1. Tidak memiliki pengetahuan yang menyeluruh tentang dirinya, ia kurang memahami siapa dirinya, apa kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya.
  2. Memiliki pandangan tentang dirinya yang terlalu kaku (tidak dapat berubah) atau terlalu tinggi/berlebihan. Menolak informasi yang baru (terutama yang negatif) tentang dirinya, sehingga orang tersebut sulit untuk mengubah konsep diri yang sudah dianggap ‘betul’.
  3. Lebih banyak melihat aspek-aspek kekurangan/kelemahannya dalam dirinya daripada aspek-aspek kelebihan/kekuatan yang ia miliki.
Sedangkan seseorang dapat dikatakan mempunyai konsep diri positif apabila :
  1.  Memiliki pengetahuan menyeluruh mengenai dirinya, mencakup kelebihan dan kelemahan dirinya
  2. Menerima diri apa adanya, apabila ia mempunyai kelebihan ia tidak sombong dan apabila ia mempunyai kelemahan tidak kecewa
  3. Memiliki kesadaran yang besar untuk mengubah atau mengurangi aspek dari dirinya yang dianggap merugikan.
Dengan demikian ciri konsep diri negatif adalah : kurang pengetahuan tentang diri sendiri, harapan-harapan yang tidak realistis dan terlalu tinggi, dan rendahnya penghargaan terhadap diri sendiri. Sedangkan ciri konsep diri positif adalah : memiliki pengetahuan yang cukup luas tentang dirinya, mempunyai harapan yang realistis dan harga diri yang tinggi atau penghargaan diri yang sehat.

Pengembangan/perubahan diri seseorang dipengaruhi oleh kemampuan penilaian terhadap diri sendiri, yang dihasilkan dari perbandingan antara pengetahuan dan harapan. Pengetahuan dimaksud adalah apa yang kita ketahui tentang diri kita, mencakup: identitas formal, kualitas pribadi, perbandingan diri dengan orang lain dan ekspresi verbal tentang dirinya, Saya adalah …, Harapan adalah idealisme, karakteristik dan tujuan yang membentuk jati diri seseorang dan ekspresi verbalnya, Saya akan menjadi …

Penilaian diri merupakan proses perbandingan atau pengukuran antara ‘saya saat ini’ dengan harapan tentang ‘diri saya yang akan datang ‘. Semakin besar perbedaan antara ‘saya saat ini’ dengan ‘saya seharusnya menjadi apa’, berarti semakin rendah penghargaan terhadap dirinya. Semakin seseorang merasa dapat mencapai standar atau harapan-harapannya, ia akan merasa nyaman dan menyukai dirinya, maka semakin tinggi penghargaan terhadap diri sendiri.

Seseorang dapat mengembangkan/merubah konsep dirinya dengan yang baru atau yang lebih baik dan menyenangkan dengan cara melakukan perubahan linier (tahap demi tahap), yaitu:
pertama, mengubah penilaian terhadap dirinya sendiri untuk lebih baik dan tetapkan perubahan (+) yang akan dicapai ; kedua, tingkatkan pengetahuan (+) dengan penanaman nilai-nilai dan cara-cara menjalani kehidupan yang baik untuk mengubah dari konsep diri ( - ) menjadi konsep diri ( + ) ; ketiga, perbaiki cara pandang terhadap diri sendiri dan perbaiki cara berbicara terhadap diri sendiri, dan ; keempat, dapatkan umpan balik dari diri sendiri dan orang lain kemudian kembali lakukan cara pertama.

Pengembangan/perubahan diri seseorang dapat dilakukan dengan baik setelah seseorang dapat menemukan jati dirinya, mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya serta menerima dirinya sebagai suatu kenyataan. Dengan kesadaran dan penerimaan ini seseorang mampu memperbaiki kekurangan sehingga mempunyai konsep diri yang positif. Untuk mendukung konsep diri tersebut, seseorang perlu memiliki sikap kepercayaan diri. Kepercayaan diri merupakan sikap seseorang yang memiliki keyakinan akan sikap dan perilaku/tindakannya, mampu menyatakan perasaan dan pendapatnya tanpa menyakiti perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain.

Seseorang yang bersikap percaya diri menyadari bahwa dirinya mempunyai hak dan perasaan begitu juga orang lain. Menyadari hal tersebut, seseorang tidak boleh menyakiti perasaan orang lain atau melanggar hak orang lain. Sifat percaya diri mudah dikatakan namun sulit dilaksanakan karena umumnya individu kurang yakin pada dirinya masing-masing. Sikap tersebut sudah berakar sehingga membutuhkan waktu dan tekad untuk merubahnya. Kita harus berani menyatakan perasaan dan pendapat sepanjang tidak menyakiti orang lain. Pendapat mungkin salah, namun lebih baik dikemukakan untuk kemudian dibicarakan dan diperbaiki. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri : lebih baik bertindak meski pun kemungkinan salah, daripada diam. Kesalahan yang dilakukan dapat diusahakan untuk diperbaiki dan dapat menjadi pengalaman yang berharga pada dirinya.

Pristiyanto
Email: pristiyanto.kewirausahaan@gmail.com

Senin, 30 Agustus 2010

Kewirausahaan: Bekali Diri dengan Kecakapan Hidup

Pendidikan Kewirausahaan
oleh: Pristiyanto


Cerdas saja ternyata tidak cukup untuk menjadikan kita sukses di masa depan. Dibutuhkan juga kecakapan hidup (life skill) sebagai bekal yang harus dimiliki. Kecerdasan adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan penalaran, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar.  Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu untuk meraih sukses. Namun, dalam meraih sukses banyak yang harus dipersiapkan selain kecerdasan, yaitu kecakapan hidup.

Kecakapan hidup adalah seperangkat keterampilan manusia yang diperoleh melalui pengajaran atau pengalaman langsung yang digunakan untuk menangani masalah dan pertanyaan yang biasa ditemui dalam kehidupan manusia sehari-hari.  Mahasiswa sebagai generasi muda  harus memiliki keterampilan hidup (life skill) sebagai  modal yang akan menopang kehidupan di masa depan.  Kewirausahaan (entrepreneurship) tidak saja dimaknai sebagai keterampilan teknis tetapi juga Kecakapan Hidup (life skill) yaitu kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi permasalahan hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan. Pengajaran pendidikan kewirausahaan memberikan kemampuan mahasiswa untuk memiliki 5 (lima) kecakapan hidup yaitu : Kecakapan personal (personality skill), kecakapan berpikir rasional (thinking skill), Kecakapan akademik (academic skill), Kecakapan Kepemimpinan (leadership skill), dan Kecakapan vokasional (vocational skill).

Kecakapan personal (personal skill), adalah kecakapan yang diperlukan bagi seseorang untuk mengenal dirinya secara utuh. Kecakapan ini mencakup : 
  1. penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan 
  2. penghayatan diri sebagai anggota keluarga dan masyarakat 
  3. penghayatan diri sebagai warga negara 
  4. menyadari dan bersyukur atas kelebihan dan kekurangan diri 
  5. menjadikan kelebihan dan kekurangan sebagai modal dalam meningkatkan diri agar bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.

Hidup ini penuh dengan permasalahan, jika hidup dirasakan suram dan tidak ada solusi yang dapat diperkirakan maka  sulit lah untuk menjalankan hidup dengan lebih baik. Untuk menjalankan hidup dengan baik orang harus terus motivasi dirinya dengan berfikir dan bekerja secara positif. Kewirausahaan mengajarkan mahasiswa untuk berfikir positif terhadap diri sendiri dan keyakinan untuk mengembangkan potensi diri. Dengan berfikir positif kesalahan merupakan  pengalaman sehingga tidak mengulanginya dan kekurangan menjadi pendorong  untuk terus memperbaiki diri dan menjadikannya lebih baik. Dengan berfikir positif kita dapat terus memotivasi diri dan menjadikan hidup lebih baik. 

Kecakapan berpikir rasional (thinking skill) adalah kecakapan yang diperlukan dalam pengembangan potensi berpikir, mencakup :
  1. kemampuan menggali dan menemukan informasi (information searching)
  2. kemampuan menggali dan mengolah informasi (information processing)
  3. kemampuan memecahkan masalah secara kreatif (creative problem solving skill)
  4. kemampuan mengambil keputusan (decision making skills)

Salah satu yang terpenting dalam hidup adalah kemampuan dalam mengambil keputusan. Seringkali orang tidak berani atau gagal dalam mengambil keputusan karena ketidak mampuannya dalam berfikir rasional. Pendidikan kewirausahaan berusaha membekali mahasiswa dalam berfikir rasional dengan kemampuan  dalam menggali dan mengolah informasi serta  berfikir kreatif untuk menghasilkan keputusan yang tepat.

Kecakapan akademik (academic skill) sebagai kemampuan berpikir ilmiah, mencakup :
  1. kemampuan melakukan identifikasi variabel dan menjelaskan hubungannya pada suatu fenomena tertentu (identifying variables and describing relationship among them),
  2. kemampuan merumuskan hipotesis terhadap suatu rangkaian kejadian (constructing hypotheses),
  3. kemampuan untuk merancang dan melaksanakan penelitian untuk membuktikan suatu gagasan atau keingintahuan (designing and implementing a research).

Salah satu pembeda seorang sarjana dengan masyarakat lainnya dalah kemempuannya dalam berfikir. Dalam membekali mahasiswa sebagai colon sarjana  pendidikan kewirausahaan membekali mahasiswa dalam berfikir ilmiah yang dapat digunakan sebagai pola pikir dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.

Kecakapan Kepemimpinan (leadership skill) mencakup :
  1. kemampuan komunikasi (communication skill).
  2. kemampuan bekerja sama dalam tim
  3. kemampuan berkreasi dan berinovasi
Setiap orang adalah seorang pemimpin,minimal pemimpin bagi dirinya sendiri dan keluarga dan setiap orang harus bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Dalam membekali mahasiswa kecakapan kepemimpinan pendidikan kewirausahaan mengajarkan mahasiswa kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkreasi dan beriniovasi dalam usaha

Kecakapan vokasional (vocational skill) seringkali disebut pula dengan “kecakapan kejuruan”, artinya kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat, yaitu :
  1. Pengetahuan dalam pemasaran dan pengembangan produk
  2. Pengetahuan tentang e-commers
  3. Pengetahuan tentang internet marketing
  4. Pengetahuan tentang techno-entrepreneur

Dengan menjadi seorang ahli dalam bidang Anda dan yakin bahwa Anda dapat memberikan yang terbaik dari apa yang Anda miliki kepada orang lain maka dalam diri kita akan muncul sebuah sikap positif dan kepercayaan diri yang kuat. Seorang yang ahli dalam bidangnya akan tahu apa saja yang harus dilakukan dan bagaimana mengatasi masalah yang dihadapi, dengan penguasaan keahliannya seorang akan memiliki semangat dan gairah kerja yang maksimal. Jika Anda bergairah akan usaha Anda, Anda secara otomatis akan memancarkan kepercayaan. Keterampilan teknis akan menyuburkan kepercayaan Anda. Dalam bisnis, pengetahuan, dan kepercayaan adalah apa yang meyakinkan pelanggan untuk membeli dari Anda. Untuk mendapatkan dan mempertahankan kepercayaan, Anda harus bekerja keras pada usaha Anda. Pada kebanyakan orang, hal ini akan tumbuh seiring dengan waktu dan pengalaman. Jika Anda melakukannya dengan benar, kepercayaan adalah salah satu imbalan yang paling bertahan lama.

Dengan materi kecakapan hidup yang diberikan tersebut, mahasiswa diharapkan dapat sukses dalam menjalankan hidup terutama dalam menciptakan pekerjaan dan penghasilan bagi diri sendiri.

Demikian, semoga dengan materi pengantar perkuliahan ini membuat Anda tertarik untuk mempelajari pendidikan kewirausahaan dengan baik  dan kelak dapat menjadi bekal Anda dalam hidup di masyarakat.



Pristiyanto
Email: pristiyanto.kewirausahaan@gmail.com